Kanker Mulut dan Tenggorokan – Gejala, Pengobatan, dan Pencegahan

Kanker Mulut dan Tenggorokan – Kanker mulut dan tenggorokan, juga dikenal sebagai kanker oral dan kanker faring, merujuk pada pertumbuhan sel-sel ganas yang terjadi di rongga mulut dan tenggorokan. Kanker ini dapat mempengaruhi berbagai bagian mulut dan tenggorokan, termasuk bibir, lidah, gusi, langit-langit mulut, amandel, tenggorokan, dan bagian belakang tenggorokan.

Penyebab utama kanker mulut dan tenggorokan adalah paparan jangka panjang terhadap faktor risiko tertentu. Merokok tembakau, baik rokok atau tembakau kunyah, adalah salah satu faktor risiko utama yang dikaitkan dengan kanker ini. Alkohol berlebihan juga dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker mulut dan tenggorokan. Selain itu, infeksi human papillomavirus (HPV) juga dapat memainkan peran dalam perkembangan kanker orofaringeal.

Diagnosis kanker mulut dan tenggorokan melibatkan pemeriksaan fisik, sejarah medis, dan pemeriksaan penunjang seperti biopsi jaringan. Setelah diagnosis, langkah-langkah pengobatan akan ditentukan berdasarkan stadium kanker dan karakteristik individu pasien. Pilihan perawatan yang umum meliputi pembedahan, radiasi, kemoterapi, atau kombinasi dari ketiganya.

Prognosis kanker mulut dan tenggorokan sangat tergantung pada stadium kanker pada saat diagnosis. Jika kanker terdeteksi pada tahap awal, ketika masih terbatas pada area yang kecil, prognosisnya cenderung lebih baik. Namun, jika kanker telah menyebar ke jaringan atau organ lain, prognosisnya mungkin lebih buruk. Karena itu, penting untuk mendeteksi dan mendiagnosis kanker sejak dini melalui pemeriksaan rutin dan memperhatikan gejala-gejala yang mencurigakan.

Gejala Umum dari Kanker Mulut dan Tenggorokan

Kanker mulut dan tenggorokan memiliki berbagai gejala yang dapat bervariasi tergantung pada lokasi dan stadium kanker. Adapun gejala-gejala umum yang sering terkait dengan kondisi ini adalah sebagai berikut:

1. Luka yang tidak sembuh

Salah satu gejala utama kanker mulut dan tenggorokan adalah luka yang tidak sembuh di rongga mulut atau tenggorokan. Luka ini dapat terlihat sebagai bercak putih atau merah yang tidak hilang dalam waktu yang lama.

2. Pembengkakan yang tidak wajar

Kanker mulut dan tenggorokan dapat menyebabkan pembengkakan pada area yang terkena. Pembengkakan dapat terjadi di bibir, lidah, gusi, langit-langit mulut, amandel, tenggorokan, atau kelenjar getah bening di leher.

3. Nyeri atau ketidaknyamanan

Kanker yang berkembang di rongga mulut dan tenggorokan dapat menyebabkan rasa sakit atau ketidaknyamanan. Hal ini terutama terjadi saat makan, menelan makanan atau minuman, atau berbicara.

4. Perubahan suara

Kanker di tenggorokan dapat mempengaruhi pita suara dan menyebabkan perubahan dalam suara seseorang. Suara dapat terdengar serak, cempreng, atau berubah secara drastis.

5. Kesulitan menelan

Kanker yang mempengaruhi tenggorokan atau bagian belakang mulut dapat menyebabkan kesulitan atau nyeri saat menelan makanan atau minuman. Seseorang mungkin merasakan sensasi tersendat atau terblokir di tenggorokan.

6. Perdarahan yang tidak wajar

Kanker dapat menyebabkan perdarahan yang tidak wajar di rongga mulut atau tenggorokan. Hal ini bisa terlihat saat menggosok gigi, berkumur, atau makan makanan keras yang menyebabkan luka berdarah.

7. Bau mulut yang tidak sedap

Kanker yang berkembang di mulut atau tenggorokan dapat menyebabkan bau mulut yang tidak sedap yang tidak hilang meskipun menjaga kebersihan mulut yang baik.

8. Pembengkakan kelenjar getah bening

Kanker yang sudah menyebar dapat mempengaruhi kelenjar getah bening di leher, yang dapat mengakibatkan pembengkakan dan benjolan yang teraba di area tersebut.

Penyebab dari Kanker Mulut dan Tenggorokan

Kanker mulut dan tenggorokan disebabkan oleh faktor-faktor risiko tertentu yang mempengaruhi pertumbuhan sel-sel abnormal di rongga mulut dan tenggorokan. Berikut adalah beberapa penyebab umum kanker ini:

1. Merokok tembakau

Merokok tembakau, baik rokok maupun tembakau kunyah, merupakan faktor risiko utama yang dikaitkan dengan kanker mulut dan tenggorokan. Rokok mengandung zat-zat karsinogenik yang dapat merusak sel-sel di mulut dan tenggorokan, menyebabkan perubahan genetik dan pertumbuhan sel yang tidak terkendali.

2. Alkohol berlebihan

Konsumsi alkohol dalam jumlah yang berlebihan juga merupakan faktor risiko yang signifikan untuk kanker mulut dan tenggorokan. Alkohol dapat menyebabkan iritasi kronis pada jaringan mulut dan tenggorokan, dan meningkatkan risiko perubahan sel dan pertumbuhan kanker.

3. Infeksi Human Papillomavirus (HPV)

Beberapa jenis infeksi HPV, terutama tipe HPV-16 dan HPV-18, dapat menyebabkan kanker orofaringeal, yang melibatkan bagian tenggorokan. HPV dapat ditularkan melalui hubungan seksual dan mempengaruhi pertumbuhan sel-sel di tenggorokan.

4. Paparan sinar matahari

Paparan sinar matahari berlebihan pada bibir dapat meningkatkan risiko kanker sel skuamosa di bibir. Radiasi ultraviolet (UV) dapat merusak DNA sel dan menyebabkan perubahan sel kanker.

5. Gizi buruk

Kurangnya asupan makanan yang sehat dan bergizi dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan risiko terjadinya kanker mulut dan tenggorokan. Diet rendah buah-buahan dan sayuran, serta kekurangan vitamin dan mineral, dapat mempengaruhi kesehatan jaringan mulut dan meningkatkan kerentanan terhadap kanker.

6. Riwayat keluarga

Ada faktor genetik yang dapat meningkatkan kecenderungan seseorang untuk mengembangkan kanker mulut dan tenggorokan. Jika ada riwayat keluarga dengan kanker ini, risiko individu untuk mengembangkan penyakit tersebut dapat meningkat.

Pengobatan Umum untuk Kanker Mulut dan Tenggorokan

Pengobatan kanker mulut dan tenggorokan melibatkan berbagai pendekatan yang dipersonalisasi berdasarkan pada stadium kanker, lokasi tumor, kondisi kesehatan umum pasien, dan preferensi individu. Berikut adalah beberapa metode pengobatan yang umum digunakan untuk mengatasi kanker mulut dan tenggorokan:

1. Pembedahan

Pembedahan adalah salah satu metode pengobatan yang umum digunakan untuk kanker mulut dan tenggorokan. Prosedur bedah dilakukan untuk mengangkat tumor dan jaringan yang terkena. Jika tumor cukup besar, mungkin diperlukan pengangkatan sebagian atau seluruh organ yang terkena, seperti bagian lidah, langit-langit mulut, amandel, atau tenggorokan. Dalam beberapa kasus, rekonstruksi bedah mungkin diperlukan untuk mengembalikan fungsi dan penampilan.

2. Radiasi terapi

Radiasi menggunakan sinar energi tinggi untuk menghancurkan sel-sel kanker. Terapi radiasi dapat digunakan sebelum atau setelah pembedahan sebagai metode pengobatan tunggal atau dikombinasikan dengan kemoterapi. Ini membantu mengurangi ukuran tumor, menghentikan pertumbuhan sel kanker, dan mencegah penyebaran ke area lain.

3. Kemoterapi

Kemoterapi melibatkan penggunaan obat-obatan kanker untuk menghancurkan sel-sel kanker. Obat-obatan ini bisa dikonsumsi melalui mulut (oral) atau disuntikkan ke pembuluh darah (intravena). Kemoterapi dapat digunakan sebagai pengobatan utama, terutama jika kanker sudah menyebar ke area lain, atau sebagai pendamping pembedahan dan radiasi untuk memperkuat efek pengobatan.

4. Terapi target

Terapi target merupakan pendekatan pengobatan yang ditujukan secara khusus pada molekul atau mekanisme yang terlibat dalam pertumbuhan kanker. Obat-obatan target dapat menghambat pertumbuhan sel kanker dengan menghentikan sinyal-sinyal yang diperlukan untuk pertumbuhan dan proliferasi sel kanker.

5. Imunoterapi

Imunoterapi merangsang sistem kekebalan tubuh untuk melawan kanker. Ini melibatkan penggunaan obat-obatan yang memicu respons imun, meningkatkan kemampuan tubuh untuk mengenali dan menghancurkan sel-sel kanker. Imunoterapi dapat digunakan sendiri atau dikombinasikan dengan terapi lain untuk meningkatkan respons imun dan mengontrol pertumbuhan kanker.

6. Terapi radiasi intensitas tinggi (SBRT)

SBRT adalah teknik radioterapi yang menggunakan dosis radiasi yang tinggi dalam beberapa sesi pengobatan, dengan akurasi yang tinggi dan kerusakan minimal pada jaringan sehat di sekitarnya. Metode ini memungkinkan pengiriman radiasi yang tepat pada tumor, membantu menghancurkan sel kanker dengan presisi yang lebih tinggi.

7. Terapi fotodinamik

Terapi fotodinamik melibatkan penggunaan obat sensitif cahaya yang diaktifkan oleh laser. Obat ini dikonsumsi atau disuntikkan ke dalam tubuh dan menumpuk di dalam sel kanker. Kemudian, laser diarahkan ke area yang terkena untuk mengaktifkan obat dan menghancurkan sel kanker.

0